TarekatNaqsabandiyah mempunyai beberapa tata cara peribadatan, teknik spiritual dan ritual tersendiri, antara lain adalah: Pertama, Husydar dam, suatu latihan konsentrasi dimana seorang harus menjaga diri dari kekhilafan dan kelapangan ketika keluar masuk nafas, supaya hati selalu merasakan kehadiran Allah SWT. AjaranTarekat Naqsyabandiyah ini pada prinsipnya adalah cara-cara atau jalan yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin merasakan nikmatnya dekat dengan Allah. 49 Tarekat Naqsyabandiyah, seperti juga tarekat yang lainnya mempunyai beberapa tata cara peribadatan pengikut Tarekat Naqsyabandiyah mengenal zikir latha'if Meskipuntarekat merupakan ajaran dan amal tasawuf yang direkayasa secara individual berdasarkan pemahaman dan pengalaman individual pula, namun secara fungsional sangat bermakna bagi penyuburan keimanan. Ditempat-tempat seperti itulah kegiatan tarekat dijalankan secara terus menerus. Sedangkan suluk bejalan dengan baik, umumnya pada salik ditampung ditempat khusus untuk belajar, tempat ibadah TAREKATTIJANIYAH: At-Tijaniyah atau populer Tarekat Tijaniyah, adalah salah satu tarekat besar sunni, yaitu dinisbatkan kepada Syeikh Abu al-Abbas Ahmed at-Tijani. Syeikh Abu al-Abbas mengenyam pendidikannya di Kota Fes - Maroko, dan meninggal tahun 1815 M. Tarekat Tijaniyah mulai berkembang di daerah Bousamghoun di wilayah Baidh - Al Jazair. Macammacam Zikir Tarekat Naqsyabandiyah Zikir Tarekat Naqsyabandiyah bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan lisan (jahr) atau dengan sirri (qolbi). Kedua jenis zikir ini masing-masing mempunyai dasar yang diambil dari sumber hukum Islam, yakni al-Qur'an dan as-Sunnah. Zikir jahr menggunakan media lisan untuk berzikir. kalanganIkhwan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya baik yang Zikir dalam arti yang pertama adalah segala bentuk keta' atan kepada Allah. Sebagai contoh, salat adalah zikir, puasa zikir, zakat zikir, dilakukan dengan irama yang cepat tetapi tetap sesuai dengan aturan tata cara baca menurut aturan ilmu tajwid. Kedua, Khataman Biladilihat lebih cermat, ternyata konten karangan Syekh Ahmad Khatib tidak mutlak menolak tarekat. Dalam risalah Izhhâr Zaghlîl Kâdzibîn, beliau hanya mengkritisi lima hal dalam tarekat Naqsyabandiyah, yaitu masalah Rabithah, Suluk 40 hari, Zikir Latha'if, makan daging, dan silsilah. 2bDW9o9. Tarekat Naqsandiyah, seperti juga tarekat yang lainnya mempunyai tata cara ritual tersendiri, sebagai berikut Husy dar dam, “sadar diwaktu bernafas” suatu latihan dimana seseorang harus menjaga diri dari kekhilafan dan kealpaan ketika keluar masuk nafas, supaya hati selalu merasakan kehadiran Allah. Hal ini dikarenaka setiap keluar masuk nafas yang hadir beserta Allah, memberikan kekuatan spiritual dan membawa orang lebih dekat kepada Allah. karena kalau orang lupa dan kurang perhatian berarti kematian spiritual dan mengakibatkan orang akan jauh dari Allah. Nadzar bar qadam, “menjaga langkah” seorang murid yang sedang menjalani khalwat suluk , bila berjalan harus menundukkan kepala, melihat ke arah kaki. Dan apabila duduk, tidak memandang ke kiri atau ke kanan. Sebab memandang kepada keaneka ragaman ukiran dan warna dapat melalaikan orang lain dari mengingat Allah, selain itu juga supaya tujuan-tujuan yang rohaninya tidak dikacaukan oleh segala hal yang berada di sekelilingnya yang tidak relevan. Safar dar wathan, “ melakukan perjalanannya di tanah kelahiran”, maknanya adalah melakukan perjalanan batin dengan meninggalkan segala bentuk ketidaksempurnaannya sebagai manusia menuju kesadaran akibat hakikatnya sebagai makhluk yang mulia. Atau maknanya adalah berpindah dari sifat-sifat manusia yang rendah kepada sifat-sifat malaikat yang terpuji. Khalwat dar anjuman,” sepi di tengah keramaian”, khalwat bermakna menyepinya seorang murid, sementara anjumandapat berarti perkumpulan tertentu. Berkhalwat terbagi menjadi dua bagian, yaitu a. Khalwat lahir, yaitu orang yang bersuluk mengasingkan diri ke sebuah tempat tersisih dari masyarakat. b. Khalwat batin, yaitu mata hati menyaksikan rahasia kebesaran Allah dalam pergaulan sesame makhluk. Yad krad,”ingat atau menyebut” ialah berdzikir terus-menerus mengingat Allah, baik zikir ism al-dzat menyebut Allah, maupun dzikir naïf itsbat menyebut La ila>ha Illa> Allah. bagi kaum Naqsabandiyah zikir itu tidak terbatas dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian sesudah shalat, tetapi terus-menerus supaya di dalam hati bersemayam kesadaran akan Allah yang permanen. Ba>z Ghust, “kembali “, memperbaharui”. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan hati agar tidak condong kepada hal-hal yang menyimpang. Sesudah menghela nafas, orang yang berzikir itu kembali bermunajat dengan mengucapkan kalimat yang mulia ilahi> anta maqshudi> wa ridhaka mathlubi>. ya tuhanku, engkaulah tempatku memohon dan keridhaanMu lah yang ku harapkan. Sewaktu mengucapkan zikir, makna dari kalimat ini harus selalu berada di hati seseorang, untuk mengarahkan perasaannya yang paling halus kepada Allah semata. Niga>h Dasyt,” waspada”. Ialah setiap murid harus menjaga hati, pikiran, dan perasaan dari sesuatu walapun sekejap seketika melakukan zikir tauhid. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar pikiran dan perasaan tidak menyimpang dari kesadaran yang tetap akan Tuhan, dan untuk memelihara pikiran dari perilaku agar sesuai dengan makna dzikir tersebut. Ya>d dasyt,”mengingat kembali” adalah tawajuh menghadapkan diri kepada nur dzat Allah, tanpa kata-kata. Pada hakikatnya menghadapkan diri dan mencurahkan perhatian kepada nur dzat Allah tiada lurus, kecuali sesudah Jana>’ hilang kesadaran yang sempurna. Tampaknya hal ini semula dikaitkan pada pengalaman langsung kesatuan dengan yang ada wahdat al-wujud . Dzikir Titik berat amalan penganut Tarekat Naqsandiyah adalah zikir. Zikir adalah berulang-ulang menyebut nama Allah atau menyatakan kalimat La ila>ha Illa> Allah dengan tujuan untuk mencapai kesadaran akan Allah. para penganut Naqsabandiyah lebih sering melakukan zikir sendiri, tetapi bagi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan dengan syaikh cenderung iktu serta secara teratur dalam pertemuan dimana majlis zikir dilakukan. Tarekat Naqsabandiyah mempunyai dua macam zikir, yaitu Zikir Ism al-dzat, artinya mengingat nama yang Haqiqi dengan mengucapkan nama Allah berulang-ulang dalam hati, ribuan kali sambil memusatkan perhatian kepada Allah. Zikir tauhid, artinya mengingat keesaan. Zikir ini terdiri atas bacaan perlahan diiringi dengan pengaturan nafas, kalimat La ila>ha Illa> Allah, yang dibayangkan seperti menggambar jalan garis memalui tubuh. Caranya, pertama bunyi La> digambar dari daerah pusar terus ke atas sampai ke ubun-ubun, kedua. Bunyi ila>ha turun ke kanan dan berhenti di ujung bahu kanan, ketiga, kata berikutnya illa> dimulai dan turun melewati bidang dada sampai ke jantung, dan ke arah jantung inilah kata terakhir Allah dihujamkan sekuat tenaga. Orang yang sedang berzikir membayangkan jantung itu berdenyutkan nama Allah, dan memusnahkan segala kotoran. Sebagian ulama menyatakan bahwa zikir anggota tubuh jawarih adalah Zikir mata dengan menangis Zikir telingan dengan mendengar yang baik-baik Zikir lidah dengan memuji Allah Zikir tangan dengan member sedekah Zikir badan dengan menunaikan kewajiban Zikir hati dengan takut dan mengharap Zikir roh dengan penyerahan diri kepada Allah Terdapat 7 tingkatan zikir dalam Tarekat Naqsabandiyah Mukasyafah, mula-mula zikir dengan menyebut Nama Allah dalam hati sebanyak 5000 kali sehari semalam. Setelah melaporkan perasaan selama berzikir, maka syaikh menaikkan zikirnya menjadi 6000 kali sehari semalam. Latha>if, setelah melaporkan perasaan yang dialami dalam berzikir itu, maka atas penilikan syaikh, dinaikkan zikirnya menjadi 7000. Dan demikianlah seterusnya menjadi 8000, 9000, kali sehari semalam. Zikir tersebut dinamakan latha>if sebagai maqam kedua. Maqam lathi>fah-lathi>fah juga terbagi menjadi 7 macam, yaitu Lathi>fah al-Qalbi>, zikir sebanyak 5000 kali ditempatkan dibawah dada sebelah kiri dan kurang lebih dua jari dari rusuk. Lathi>fah al-Ru>h}, zikir sebanyak 1000 kali di bawah dada kanan, kurang lebih dua jari ke arah dada. Lathi>fah al-Sirr 1000 kali dua jari diatas dada Lathi>fah al-Khofi 1000 kali diatas dada kanan Lathi>fah al-Akhfa 1000 kali di tengah-tengah dada Lathi>fah al-Nafsi al-Nathiqah 1000 kali diatas kening Lathi>fah al-Kull al-Jasad 1000 kali diseluruh tubuh 3. Nafi Itsbat, kali dengan membaca La ila>ha Illa> Allah 4. Wuquf qalbi 5. Ahadiah 6. Ma’iah 7. Tahlil 1. Zikir dan Wirid. Teknik dasar Naqsyabandiyah, seperti kebanyakan tarekat lainnya, adalah dzikir yaitu berulang-ulang menyebut nama Tuhan ataupun menyatakan kalimat laa ilaha illallah. Tujuan latihan itu ialah untuk mencapai kesadaran akan Tuhan yang lebih langsung dan permanen. Pertama sekali, Tarekat Naqsyabandiyah membedakan dirinya dengan aliran lain dalam hal dzikir yang lazimnya adalah dzikir diam khafi, “tersembunyi”, atau qalbi, ” dalam hati”, sebagai lawan dari dzikir keras dhahri yang lebih disukai tarekat-tarekat lain. Kedua, jumlah hitungan dzikir yang mesti diamalkan lebih banyak pada Tarekat Naqsyabandiyah daripada kebanyakan tarekat lain. Dzikir dapat dilakukan baik secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Banyak penganut Naqsyabandiyah lebih sering melakukan dzikir secara sendiri-sendiri, tetapi mereka yang tinggal dekat seseorang syekh cenderung ikut serta secara teratur dalam pertemuan-pertemuan di mana dilakukan dzikir berjamaah. Di banyak tempat pertemuan semacam itu dilakukan dua kali seminggu, pada malam Jum’at dan malam Selasa. Di tempat lain dilaksanakan tengah hari sekali seminggu atau dalam selang waktu yang lebih lama lagi. Tarekat Naqsabandiyah mempunyai dua macam zikir yaitu 1. Dzikir ism al-dzat, “mengingat yang Haqiqi” dan dzikir tauhid, ” mengingat keesaan”. Yang duluan terdiri dari pengucapan asma Allah Swt berulang-ulang dalam hati, ribuan kali dihitung dengan tasbih, sambil memusatkan perhatian kepada Tuhan semata. 2. Dzikir Tauhid juga dzikir tahlil atau dzikir nafty wa itsbat terdiri atas bacaan perlahan disertai dengan pengaturan nafas, kalimat laa ilaha illa llah, yang dibayangkan seperti menggambar jalan garis melalui tubuh. Bunyi laa permulaan digambar dari daerah pusar terus ke hati sampai ke ubun-ubun. Bunyi Ilaha turun ke kanan dan berhenti pada ujung bahu kanan. Di situ, kata berikutnya, illa dimulai dengan turun melewati bidang dada, sampai ke jantung, dan ke arah jantung inilah kata Allah di hujamkan dengan sekuat tenaga. Orang membayangkan jantung itu mendenyutkan nama Allah dan membara, memusnahkan segala kotoran. Variasi lain yang diamalkan oleh para pengikut Naqsyabandiyah yang lebih tinggi tingkatannya adalah dzikir latha’if. Dengan dzikir ini, orang memusatkan kesadarannya dan membayangkan nama Allah itu bergetar dan memancarkan panas berturut-turut pada tujuh titik halus pada tubuh. 2. Tingkatan zikir pada Tarekat Naqsabandiyah. a Mukasyah. Mula-mula zikir dengan nama Allah dalam hati sebanyak 5000 kali sehari semalam. Kemudian melaporkan kepada syeikh untuk di naikkan zikirnya menjadi 6000 kali sehari-semalam. Zikir 5000 dan 6000 itu dinamakan maqam pertama. b Lathifah jamak latha’if, zikir ini antara 7000 hingga kali seharisemalam. Terbagi kepada tujuh macam yaitu qalb hati, ruh jiwa, sirr nurani terdalam, khafi kedalaman tersembunyi, akhfa kedalaman paling tersembunyi, dan nafs nathiqah akal budi. Lathifah ketujuh, kull jasad dalam psikologi dan teknik meditasi seluruhnya sama saja. c Nafi’ Itsbat, pada tahap ini, atas pertimbangan syeikh, diteruskan zikirnya dengan kalimat la ilaha illa Allah. Merupakan maqam ke-tiga d Waqaf Qalbi e Ahadiah f Ma’iah g Tahlil, Setelah samapat pada maqam terakhir ini maka sang murid tersebut akan memperolah gelar Khalifah, dengan ijazah dan berkewajiabn menyebarluaskan ajaran tarekat ini dengan izin mursyid. Serta mendirikan suluk yang dipimpin oleh mursyid. sebetulnya tidak merupakan titik tetapi luasnya meliputi seluruh tubuh. Bila seseorang telah mencapai tingkat dzikir yang sesuai dengan lathifah terakhir ini, seluruh tubuh akan bergetar dalam nama Tuhan. Ternyata latha’if pun persis serupa dengan cakra dalam teori yoga. Memang, titik-titik itu letaknya berbeda pada tubuh, tetapi peranan Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang zikir, wirid dan tingkatan zikir pada tarekat Naqsabandiyah. Sumber buku Siswa Kelas XII MA Akhlak Tasawuf Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin. Siapa Sebenarnya Tarekat Naqsyabandiyah? Hello Readers! Kali ini, saya ingin membahas tentang tata cara zikir tarekat naqsyabandiyah. Sebelum itu, mari kita kenali terlebih dahulu apa itu tarekat naqsyabandiyah. Tarekat naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang berasal dari Uzbekistan. Tarekat ini didirikan oleh Syekh Baha-ud-Din Naqsyaband pada abad ke-14. Tarekat ini memiliki tujuan untuk mengembangkan kualitas spiritual dan sosial umat Islam. Apa Itu Zikir? Sebelum membahas lebih jauh tentang tata cara zikir tarekat naqsyabandiyah, mari kita kenali terlebih dahulu apa itu zikir. Zikir berasal dari bahasa Arab yang berarti mengingat atau mengucapkan sesuatu dengan penuh kesadaran. Dalam Islam, zikir adalah sebuah ibadah yang dikerjakan dengan mengucapkan kalimat-kalimat tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Mengapa Zikir Sangat Penting? Zikir memiliki banyak manfaat bagi kehidupan kita, terutama untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah. Dengan berzikir, kita bisa mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kedekatan-Nya. Selain itu, zikir juga bisa membantu kita menghilangkan stres dan kegelisahan, serta meningkatkan kepekaan hati. Tata Cara Zikir Tarekat Naqsyabandiyah Berikut ini adalah tata cara zikir tarekat naqsyabandiyah yang bisa kamu ikuti1. Duduk dengan posisi yang nyaman dan Fokuskan pikiranmu pada Allah dan jangan terganggu oleh pikiran-pikiran yang Mulai dengan membaca bismillah, lalu ucapkan kalimat tasbih, tahmid, tahlil, dan Ucapkan kalimat-kalimat tersebut dengan penuh kesadaran dan Ulangi zikir tersebut sebanyak yang kamu bisa sesuai dengan kemampuanmu. Keutamaan Zikir Tarekat Naqsyabandiyah Ada banyak keutamaan yang bisa kamu dapatkan dengan berzikir tarekat naqsyabandiyah, di antaranya1. Mendekatkan diri kepada Meningkatkan kualitas Membantu menghilangkan stres dan Meningkatkan kepekaan Membantu membuka pintu rizki. Kesimpulan Demikianlah tata cara zikir tarekat naqsyabandiyah yang bisa kamu praktekkan untuk meningkatkan kualitas ibadahmu. Ingatlah bahwa berzikir bukan hanya sekadar mengucapkan kalimat-kalimat tertentu, tapi juga harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan khusyuk. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang ingin mendalami tarekat naqsyabandiyah. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya! Tá na cara que eu quero vocêTá na cara que você também me querNão importa seja o preço que forTá na cara é demais nosso amorEu sinto que o meu coração ficou batendo mais forteDepois de encontrar vocêComo um filme de romance um olhar foi um lanceSó sei que foi pra valerVem ficar comigo dá um toque sorrisoAlgo que eu possa entenderParece coisa de artista amor à primeira vistaFoi assim que me apaixoneiTá na cara que eu quero vocêTá na cara que você também me querNão importa seja o preço que forTá na cara é demais nosso amorEu sinto que o meu coração ficou batendo mais forteDepois de encontrar vocêComo um filme de romance um olhar foi um lanceSó sei que foi pra valerVem ficar comigo dá um toque sorrisoAlgo que eu possa entender Tarekat Syattariyah memiliki ajaran dan dzikir sebagaimana dzikir dan ajaran tarekat lainnya. Ada 7 macam jenis dzikir termasuk dzikir asmaul husna. Tata cara syarat dzikir diatur selaras dengan mistik tarekat ini ditujukan untuk mengembangkan suatu pandangan yang membangkitkan kesadaran akan Allah SWT di dalam hati, tetapi tidak harus melalui tahap fana’. Penganut Tarekat Syattariyah percaya bahwa jalan menuju Allah itu sebanyak gerak napas tetapi, jalan yang paling utama menurut tarekat ini adalah jalan yang ditempuh oleh kaum Akhyar, Abrar, dan Syattar. Seorang salik sebelum sampai pada tingkatan Syattar, terlebih dahulu harus mencapai kesempurnaan pada tingkat Akhyar orang-orang terpilih dan Abrar orang-orang terbaik serta menguasai rahasia-rahasia itu ada sepuluh aturan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tarekat ini, yaitu taubat, zuhud, tawakkal, qana’ah, uzlah, muraqabah, sabar, ridla, dzikir, dan halnya tarekat-tarekat lain, Tarekat Syattariyah menonjolkan aspek dzikir di dalam ajarannya. Tiga kelompok yang disebut di atas, masing-masing memiliki metode berdzikir dan bermeditasi untuk mencapai intuisi ketuhanan, penghayatan, dan kedekatan kepada Allah Akhyar melakukannya dengan menjalani shalat dan puasa, membaca al-Qur’an, melaksanakan haji, dan berjihad. Kaum Abrar menyibukkan diri dengan latihan-latihan kehidupan asketisme atau zuhud yang keras, latihan ketahanan menderita, menghindari kejahatan, dan berusaha selalu mensucikan hati. Sedang kaum Syattar memperolehnya dengan bimbingan langsung dari arwah para wali. Menurut para tokohnya, dzikir kaum Syattar inilah jalan yang tercepat untuk sampai kepada Allah Macam Dzikir SyattariyahDi dalam tarekat ini, dikenal 7 tujuh macam dzikir muqaddimah, sebagai pelataran atau tangga untuk masuk ke dalam Tarekat Syattariyah, yang disesuaikan dengan tujuh macam nafsu pada manusia. Ketujuh macam dzikir ini diajarkan agar cita-cita manusia untuk kembali dan sampai ke Allah dapat selamat dengan mengendarai tujuh nafsu macam dzikir tarekat Syattariyah adalah sebagai berikutDzikir thawaf, yaitu dzikir dengan memutar kepala, mulai dari bahu kiri menuju bahu kanan, dengan mengucapkan laa ilaha sambil menahan nafas. Setelah sampai di bahu kanan, nafas ditarik lalu mengucapkan illallah yang dipukulkan ke dalam hati sanubari yang letaknya kira-kira dua jari di bawah susu kiri, tempat bersarangnya nafsu nafi itsbat, yaitu dzikir dengan laa ilaha illallah, dengan lebih mengeraskan suara nafi-nya, laa ilaha, ketimbang itsbat-nya, illallah, yang diucapkan seperti memasukkan suara ke dalam yang Empu-Nya Asma itsbat faqat, yaitu berdzikir dengan Illallah, Illallah, Illallah, yang dihujamkan ke dalam hati Ismu Dzat, dzikir dengan Allah, Allah, Allah, yang dihujamkan ke tengah-tengah dada, tempat bersemayamnya ruh yang menandai adanya hidup dan kehidupan Taraqqi, yaitu dzikir Allah-Hu, Allah-Hu. Dzikir Allah diambil dari dalam dada dan Hu dimasukkan ke dalam bait al-makmur otak, markas pikiran. Dzikir ini dimaksudkan agar pikiran selalu tersinari oleh Cahaya Tanazul, yaitu dzikir Hu-Allah, Hu-Allah. Dzikir Hu diambil dari bait al-makmur, dan Allah dimasukkan ke dalam dada. Dzikir ini dimaksudkan agar seorang salik senantiasa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai insan Cahaya Isim Ghaib, yaitu dzikir Hu, Hu, Hu dengan mata dipejamkan dan mulut dikatupkan kemudian diarahkan tepat ke tengah-tengah dada menuju ke arah kedalaman macam dzikir di atas didasarkan kepada firman Allah SWT di dalam Surat al-Mukminun ayat 17 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu semua tujuh buah jalan, dan Kami sama sekali tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami terhadap adanya tujuh buah jalan tersebut”.Baca juga Perbanyak Dzikir di Bulan RamadhanDzikir Asmaul HusnaKhusus dzikir dengan nama-nama Allah al-asma’ al-husna, tarekat ini membagi dzikir jenis ini ke dalam tiga kelompok. Yakni, a menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan dengan keagungan-Nya, seperti al-Qahhar, al-Jabbar, al-Mutakabbir, dan lain-lain; b menyebut nama Allah SWT yang berhubungan dengan keindahan-Nya seperti, al-Malik, al-Quddus, al-Alim, dan lain-lain; dan c menyebut nama-nama Allah SWT yang merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut, seperti al-Mu’min, al-Muhaimin, dan jenis dzikir tersebut harus dilakukan secara berurutan, sesuai urutan yang disebutkan di atas. Dzikir ini dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang, sampai hati menjadi bersih dan semakin teguh dalam berdzikir. Jika hati telah mencapai tahap seperti itu, ia akan dapat merasakan realitas segala sesuatu, baik yang bersifat jasmani maupun hal yang harus diingat, sebagaimana juga di dalam tarekat-tarekat lainnya, adalah bahwa dzikir hanya dapat dikuasai melalui bimbingan seorang pembimbing spiritual, guru atau spiritual ini adalah seseorang yang telah mencapai pandangan yang membangkitkan semua realitas, tidak bersikap sombong,. Juga tidak membukakan rahasia-rahasia pandangan batinnya kepada orang-orang yang tidak dapat dalam tarekat ini, guru atau yang biasa diistilahkan dengan wasithah dianggap berhak dan sah apabila terangkum dalam mata rantai silsilah tarekat ini yang tidak putus dari Nabi Muhammad SAW lewat Ali bin Abi Thalib ra, hingga kini dan seterusnya sampai kiamat nanti; kuat memimpin mujahadah Puji Wali Kutub; dan memiliki empat martabat yakni mursyidun memberi petunjuk, murbiyyun mendidik, nashihun memberi nasehat, dan kamilun sempurna dan menyempurnakan.Baca Juga ;Syarat Mempelajari tarekatAjaran Shalat dan Puasa Sunah Tarekat SyattariyahSyarat Dzikir SyattariyahSecara terperinci, syarat – syarat penting untuk dapat menjalani dzikir di dalam Tarekat Syattariyah adalah sebagai berikutmakanan yang dimakan haruslah berasal dari jalan yang halal;selalu berkata benar;rendah hati;sedikit makan dan sedikit bicara;setia terhadap guru atau syekhnya;konsentrasi hanya kepada Allah SWT;selalu berpuasa;memisahkan diri dari kehidupan ramai;berdiam diri di suatu ruangan yang gelap tetapi bersih;menundukkan ego dengan penuh kerelaan kepada disiplin dan penyiksaan diri;makan dan minum dari pemberian pelayan;menjaga mata, telinga, dan hidung dari melihat, mendengar, dan mencium segala sesuatu yang haram;membersihkan hati dari rasa dendam, cemburu, dan bangga diri;mematuhi aturan-aturan yang terlarang bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji, seperti berhias dan memakai pakaian berita NU Cilacap Online NUCOM di Google News, jangan lupa untuk follow Penulis & Editor NU Cilacap Online NUCOM Situs Islam Aswaja Nahdlatul Ulama NU, menghadirkan aktivitas berita informasi kegiatan Nahdlatul Ulama Cilacap -termasuk Lembaga dan Badan Otonom NU- secara Online. Terima kasih atas kunjungan Anda semuanya. Silahkan datang kembali.

tata cara zikir tarekat naqsyabandiyah